• Pisang dan Triptofan

    Pisang merupakan buah yang sangat biasa kita temui dalam keseharian. Buah tropis yang satu ini merupakan buah yang sangat cocok...

  • Ikan dan Omega 3

    Ikan merupakan makanan yang sangat baik bagi kesehatan....

  • Minyak Zaitun dan Kolestrol

    Kolestrol... ketika seseorang mendengar atau bahkan hanya membayangkan kata ini, seketika...

  • Pare, sang penurun gula darah

    Pare, bahan makanan yang satu ini banyak dihindari oleh orang-orang karena rasanya yang sangat...

  • Maag : Makanan yg Tidak Boleh Dimakan bagi Penderita Penyakit Maag

    1.Makanan yang secara langsung merusak dinding lambung: nasi keras, ketan, jagung, ubi talas. 2.Sumber Protein Hewani: daging yang berlemak,ikan asin, ikan pindang. 3.Makanan dan minuman yang banyak mengandung gas dan terlalu banyak serat: · Sayuran tertentu (sawi, kol, nangka muda,nanas)

Tips Mengatasi Alergi

0 komentar
Alergi atau adalah kegagalan kekebalan tubuh di mana tubuh seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi  berlebihan terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang oleh tubuh dianggap asing dan berbahaya, padahal sebenarnya tidak. Bahan-bahan yang menyebabkan hipersensitivitas tersebut disebut alergen. Alergi timbul bila ada kontak terhadap zat tertentu yang biasanya, pada orang normal tidak menimbulkan reaksi. Zat penyebab alergi ini disebut allergen. Allergen bisa berasal dari berbagai jenis dan masuk ke tubuh dengan berbagai cara. Bisa saja melalui saluran pernapasan, berasal dari makanan, melalui suntikan atau bisa juga timbul akibat adanya kontak dengan kulit seperti; kosmetik, logam perhiasan atau jam tangan, dll. Zat yang paling sering menyebabkan alergi: Serbuk tanaman; jenis rumput tertentu; jenis pohon yang berkulit halus dan tipis; serbuk spora; penisilin; seafood; telur; kacang panjang, kacang tanah, kacang kedelai dan kacang-kacangan lainnya; susu; jagung dan tepung jagung;sengatan insekta; bulu binatang; kecoa; debu dan kutu. Yang juga tidak kalah sering adalah zat aditif pada makanan, penyedap, pewarna dan pengawet.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya alergi:
  • Jagalah kebersihan lingkungan, baik di dalam maupun di luar rumah. Hal ini termasuk tidak menumpuk banyak barang di dalam rumah ataupun kamar tidur yang dapat menjadi sarang bertumpuknya debu sebagai rangsangan timbulnya reaksi alergi. Usahakan jangan memelihara binatang di dalam rumah ataupun meletakkan kandang hewan peliharaan di sekitar rumah anda.
  • Kebersihan diri juga harus diperhatikan, untuk menghindari tertumpuknya daki yang dapat pula menjadi sumber rangsangan terjadinya reaksi alergi. Untuk mandi, haruslah menggunakan air hangat seumur hidup, dan usahakan mandi sore sebelum PK.17.00'. Sabun dan shampoo yang digunakan sebaiknya adalah sabun dan shampoo untuk bayi. Dilarang menggunakan cat rambut.
  • Jangan menggunakan pewangi ruangan ataupun parfum, obat-obat anti nyamuk. Jika di rumah terdapat banyak nyamuk, gunakanlah raket anti nyamuk.
  • Gunakan kasur atau bantal dari bahan busa, bukan kapuk.
  • Gunakan sprei dari bahan katun dan cucilah minimal seminggu sekali dengan air hangat akan efektif.
  • Hindari menggunakan pakaian dari bahan wool, gunakanlah pakaian dari bahan katun.
  • Pendingin udara (AC) dapat digunakan, tetapi tidak boleh terlalu dingin dan tidak boleh lebih dari PK.24.00'
  • Awasi setiap makanan atau minuman maupun obat yang menimbulkan reaksi alergi. Hindari bahan makanan, minuman, maupun obat-obatan tersebut. Harus mematuhi aturan diet alergi.
  • Konsultasikan dengan spesialis. Alergi yang muncul membutuhkan perawatan yang berbeda-beda pada masing-masing penderita alergi. Mintalah dokter anda untuk melakukan imunoterapi untuk menurunkan kepekaan anda terhadap bahan-bahan pemicu reaksi alergi, misalnya: dengan melakukan suntikan menggunakan ekstrak debu rumah atau dengan melakukan imunisasi Baccillus Calmette Guirine (BCG) minimal sebanyak 3 kali (1 kali sebulan) berturut-turut, dan diulang setiap 6 bulan sekali.

Sumber : Wikipedia

Read More »

KIAT SEDERHANA TANGKAL RADIKAL BEBAS

1 komentar
Dalam dua dasawarsa terakhir, pemahaman mengenai mekanisme gangguan kesehatan berkembang, terutama yang berhubungan dengan penyakit degeneratif.  Maka pemahaman seputar radikal bebas dan antioksidan pun berkembang lebih luas.
Proses metabolisme tubuh selalu diiringi pembentukan radikal bebas, yakni molekul-molekul yang sangat reaktif.  Molekul-molekul tersebut memasuki sel dan “meloncat-loncat” di dalamnya.  Mencari, lalu “mencuri” satu elektron dari molekul lain untuk dijadikan pasangan. Pembentukan radikal bebas dalam tubuh pada hakikatnya adalah suatu kejadian normal, bahkan terbentuk secara kontinyu karena dibutuhkan untuk proses tertentu, di antaranya oksidasi lipida.
Tanpa produksi radikal bebas, kehidupan tidaklah mungkin terjadi.  Radikal bebas berperan penting pada ketahanan terhadap jasad renik.  Dalam hati dibentuk radikal bebas secara enzimatis dengan maksud memanfaatkan toksisitasnya untuk merombak obat-obatan dan zat-zat asing yang beracun.
Namun pembentukan radikal bebas yang berlebihan malah menjadi bumerang bagi sel tubuh, karena sifatnya yang aktif mencari satu elektron untuk dijadikan pasangan.  Dalam pencariannya, membran sel dijebol dan inti sel dicederai.  Aksi ini dapat mempercepat proses penuaan jaringan, cacat DNA serta pembentukan sel-sel tumor. Radikal bebas juga “dituding” dalam proses pengendapan kolesterol LDL pada dinding pembuluh darah (aterosklerosis).
Tubuh memerlukan bala bantuan untuk mengendalikan jumlah radikal bebas yang melampaui kebutuhan itu, yaitu antioksidan yang sebenarnya sudah terbentuk secara alamiah oleh tubuh.  Berdasarkan sifatnya, antioksidan mudah dioksidasi (menyerahkan elektron), sehingga radikal bebas tak lagi aktif mencari pasangan elektronnya.
Unsur antioksidan yang terpenting adalah yang berasal dari vitamin C, E dan A serta enzim alamiah. Demi memenuhi tuntunan itu, berbagai upaya dilakukan, misalnya dengan mengonsumsi lebih banyak buah dan sayur yang kaya akan vitamin dan mineral tertentu.  Ada pula yang menempuh cara lebih praktis, yaitu mengonsumsi suplemen, baik yang berbahan dasar alami maupun yang sintetis.
Belum banyak yang memahami benar seberapa banyak kebutuhan tubuh kita akan vitamin A, C dan E yang dikelompokkan sebagai antioksidan.  Sebagai contoh masih terdapat perbedaan pendapat tentang dosis Vitamin C yang perlu dikonsumsi setiap hari.  Sebagian pakar merekomendasikan cukup 60–70 mg, dengan alasan cukup untuk kebutuhan setiap hari.  Jika mengonsumsi berlebih akan terbuang dalam urin. Sedangkan yang lain menganjurkannya 500–1.000 mg agar Vitamin C bukan sekedar memenuhi kebutuhan tubuh untuk stimulasi proses metabolisme, tetapi benar-benar dapat berfungsi sebagai antioksidan.
Beberapa pakar nutrisi berpendapat, bahwa kecukupan antioksidan dapat diperoleh dengan cara  menjaga pola makan bergizi seimbang. Namun, pada kenyatannya tidak banyak yang dapat melakukannya setiap hari.  Sebagai contoh, bagi kalangan berpendapatan kelas menengah-bawah buah-buahan yang dijual pada umumnya relatif mahal, sehingga kebutuhan akan vitamin yang tergolong anti oksidan menjadi berkurang.  Mereka berpendapat dapat digantikan dengan suplemen yang lebih murah. Namun keunggulan suplemen ini tetap kalah jika dibandingkan dengan makanan alami, karena pada yang alami terdapat vito chemicals, yaitu sekumpulan bahan-bahan kimia yang mempunyai fungsi belum diketahui secara rinci.
Ada pula yang berpendapat, dalam mengonsumsi suplemen, mengambil dosis yang moderat, artinya tidak menggunakan vitamin dengan dosis terlalu tinggi, contohnya 500 mg Vitamin C setiap hari.  Penggunaan dosis tinggi dianggap tidak baik bagi kesehatan, apalagi digunakan dalam jangka panjang. “Beberapa studi menunjukkan, dosis terlalu tinggi mengubah sifat antioksidan menjadi prooksidan,” peringatan dr Benny Soegianto, MPH. (alm) dalam sebuah wawancara dengan reporter majalah kesehatan tujuh tahun silam.  Kendatipun demikian sampai saat ini masih banyak konsumen yang tergoda untuk rutin memakai dosis tinggi karena terbuai janji khasiatnya sebagai penghambat proses penuaan.
Tubuh kita sendiri, lanjut dr Benny seringkali mampu memberikan sinyal kekurangan vitamin tertentu.  Sebagai contoh, jika Vitamin B dan C dalam kurun waktu tertentu tidak cukup dikonsumsi dan tubuh sedang bekerja keras, maka akan timbul sariawan dan tubuh akan terasa pegal.  Oleh karenanya kecukupan kedua macam vitamin tersebut perlu dijaga dengan cara–suka tidak suka- mengonsumsi buah segar setiap hari dalam porsi yang memadai.


Read More »

Maag : Makanan yg Tidak Boleh Dimakan bagi Penderita Penyakit Maag

2 komentar
1.    Makanan yang secara langsung merusak dinding lambung: nasi keras, ketan, jagung, ubi talas.
2.    Sumber Protein Hewani: daging yang berlemak,ikan asin, ikan pindang.
3.    Makanan dan minuman yang banyak mengandung gas dan terlalu banyak serat:
·     Sayuran tertentu (sawi, kol, nangka muda,nanas)
·     Buah-buahan tertentu (nangka, pisang ambon, durian)
·     Makanan berserat tertentu (kedondong, buah yang dikeringkan)
4.    Minuman yang mengandung soda dan alkohol: soft drink, tape, susu, anggur putih dan kopi.
5. Makanan yang secara langsung merusak dinding lambung yaitu makanan yang mengandung cuka dan pedas, merica.
6.    Obat suplemenyang bersifat asam dan merangsang keluarnya asam lambung  zat besi, vitamin C, asam salisilat, acetosal, kartikosteroid dan obat-obat anti rematik.
7.    Makanan yang sulit dicerna yang dapat memperlambat pengosongan lambung. Karena hal ini dapat menyebabkan peningkatan peregangan di lambung yang akhirnya dapat meningkatkan asam lambung antara lain makanan berlemak, kue tart, coklat dan keju.
8.    Makanan yang melemahkan klep kerongkongan bawah sehingga menyebabkan cairan lambung dapat naik ke kerongkongan antara lain alkohol, coklat, makanan tinggi lemak, santan kental, goreng-gorengan.

Cara Pengaturan Diet :
1.    Kurangi makanan pedas,asam mengandung gas,terlalu panas atau dingin
2.    Makan harus teratur,lambung tidak boleh kosong lebih dari 3 jam
3.    Makanan dalam porsi kecil/sedikit tetapi frekwensinya sering. Dianjurkan 6 kali atau lebih dalam sehari
4.    Makanlah secara perlahan dan santai
5.    Cara memasak sebaiknya direbus,dikukus.


Read More »

Maag : Makanan yang Boleh Dimakan bagi Penderita Penyakit Maag

0 komentar
1. Sumber hidrat arang atau karbohidrat: buburkentang rebusbiskuit dan tepung-tepungan yang dibuat bubur atau puding.
·      Bubur Ayam
Bagi penderita sakit maag akut sangat berguna untuk mencegah dan meringankan serangan rasa sakit. Sebaiknya hindari sate jeroan yang sulit dicerna, namun sebagai penambah rasa boleh ditambahkan telur rebus, kecap dan sedikit kerupuk.
·      Kentang rebus
Sumber karbohidrat yang baik dan mampu memberikan rasa kenyang yang cukup lama. Bubur kentang atau jus kentang yang bersifat basa di pagi hari bermanfaat untuk menetralisir asam lambung sebelum Anda menyantap makanan lain.
2.    Sayur yang tak berserat dan tidak menimbulkan gas: labu kuninglabu siamwortelbrokoli
·      Brokoli
Merupakan sumber kalium dan sulfur yang baik. Sulfur mampu berperan sebagai antioksidan pelindung lapisan dalam kulit lambung.  Makanan lain yang mengandung sulfur adalah bawang merah dan bawang putih.
3.    Buah-buahan yang tidak asam dan tidak beralkohol : pisangpepaya, tomat
·      Pisang Masak
Kalium yang dikandung dalam buah pisang dan pepaya bermanfaat menyeimbangkan ph (derajat keasaman) di dalam lambung. Pisang juga mampu memberi rasa kenyang sehingga amat baik dikonsumsi di antara waktu makan. Selain itu, pisang juga kaya akan potasium yang mampu menormalkan peningkatan tekanan darah akibat serangan stres.
·      Lidah Buaya
Bermanfaat meredakan panas dalam dan mempercepat penyembuhan luka. Kandungan saponinnya mempunyai kemampuan antiseptik, sedangkan kandungan antrakuinon dan kuinonnya berkhasiat sebagai antibiotik, penghilang rasa sakit dan merangsang pertumbuhan sel baru pada kulit.




Read More »

Tumis Pare

0 komentar
inforesep-tumis pare
Resep Bahan Tumis Pare :


  • 500 gram pare hijau/putih, belah 2
  • 1 potong lengkuas, memarkan
  • 150 gram udang kupas
  • 1 lembar daun salam
  • garam dan gula sesuai selera
Resep Bumbu Halus Tumis Pare :
  • 5 buah cabai merah
  • 7 buah bawang merah
  • 3 siung bawang putih
  • 1/2 sendok teh terasi
  • 1 buah tomat iris tipsi
  • 3 buah kemiri sangrai
  • 2 sendok teh garam
Cara Membuat Tumis Pare :
  1. Keruk biji pare, iris melintang 2 cm, remas-remas dengan 1 sendok makan garam sampai lemas dan berbusa agar rasa pahit berkurang, diamkan 10 menit, cuci, tiriskan.
  2. Tumis bumbu halus, daun salam, dan lengkuas sampai harum, masukkan pare dan udang.
  3. Tuangkan 100 ml air, beri garam dan gula. Kecilkan api, masak hingga matang dan kuah habis.
- See more at: http://inforeseps.com/resep-tumis-pare.html#sthash.cimAyaYT.dpuf

Read More »

Cara mengurangi rasa pahit pare

0 komentar

Pare merupakan salah satu makanan yang juga memiliki kandungan gizi yang lumayan baik. Namun sebagian orang tidak menyukai karena rasa pahit yang ditimbulkanya. Namun anda tak perlu khawatir seperti halnya daun pepaya, rasa pahit pada pare ini pun bisa diatasi. Berikut ini adalah beberapa cara untuk menghilangkan rasa pahitnya.
  1. Menggunakan garam
    Belah pare manjadi dua bagian kemudian bersihkan selaput putih yang ada didalamnya. Iris tipis-tipis dan remas pare yang sudah menjadi irisan tadi menggunakan garam. diamkan sampai pare ini menjadi lunak kemudian cucilah menggunakan air panas. Pare siap untuk dimasak.

Read More »

Pare, sang penurun gula darah

0 komentar

http://semuaitubermanfaat.blogspot.com/2012/04/manfaat-buah-pare.html
Pare, bahan makanan yang satu ini banyak dihindari oleh orang-orang karena rasanya yang sangat pahit. Makanan sejenis sayuran ini memiliki bentuk yang lonjong dan berwarna hijau dengan kulit yang timbul membentuk seperti kutil pada manusia. Buah pare ini biasanya dijadikan sebagai sayur dan diolah sedemikian rupa agar rasa pahitnya dapat direduksi.
Namun, kalian tahu tidak bahwa dibalik rasa pare yang super pahit terkandung manfaat yang sangat brilian bagi kesehatan tubuh, terutama bagi mereka penderita


Read More »

ChatBox